Kota paling besar di Morotai adalah
Daruba yang berlokasi di sebelah selatan. Di bagian utara pulau ini
berbatas dengan Filipina, di bagian timurnya adalah Samudera Pasifik.
Dengan total populasi sekira 53,000 jiwa
dan luas sekira 1.800 kilometer persegi. Pulau ini memiliki beberapa
pantai dengan pemandangan memukau didampingi oleh rahasia keindahan
bawah laut yang menyimpan misteri. Ya, Morotai memiliki beberapa tempat
menyelam menarik yang sanggup membuat decak kagum tamu bawah lautnya.
Morotai pada abad ke-15 hingga abad
ke-16 berada di bawah kekuasaan Kesultanan Ternate. Misi Yesuit Portugis
sempat singgah di sini tetapi tidak diterima Kesultanan Muslim Ternate
dan Halmahera sehingga Portugis pun hengkang. Pulau Morotai lebih
terkenal sebagai bagian dari sejarah Perang Dunia II karena dimanfaatkan
Jepang kemudian direbut Amerika Serikat pada September 1944. Amerika
menggunakan pulau ini sebagai landasan serangan pesawat sebelum menuju
Filipina dan Borneo bagian timur. Merupakan basis untuk serangan ke Jawa
pada Oktober 1945 yang ditunda setelah penyerahan diri Jepang pada
bulan Agustus.
Penduduk lokal di Pulau Morotai yang
masih mengingat Perang Dunai II akan bercerita kepada Anda bahwa tahun
1944-1945 tempat ini merupakan lokasi pertempuran sengit dari puluhan
pesawat tempur yang menderu ketika lepas landas dan mendarat di
sepanjang Teluk Daruba. Puluhan ribu tentara bertebaran di setiap sudut
pulau dan kapal angkatan laut berlabuh membawa pasokan kebutuhan harian
tentara. Morotai saat itu merupakan salah satu markas tentara Amerika
Serikat saat berperang menghadapi Jepang dalam Perang Pasifik selama
Perang Dunia II.
Pada 15 September 1944, tentara sekutu
dari Amerika Serikat dan Australia di bawah pimpinan Panglima Pasifik
Barat, Jenderal Douglas MacArthur mendarat di Morotai tapatnya di bagian
barat daya pulau ini. Sebelum kedatangan sekutu ke Morotai, tentara
Jepang sudah terlebih dahulu menduduki tempat tersebut dan membangun
sebuah landasan pesawat. Jepang kemudian meninggalkan Morotai untuk
mendukung pertempuran di Pulau Halmahera. Ketika itu hanya tersisa
sebanyak 500 tentara Jepang di Morotai yang bertugas untuk menjaga pulau
tersebut. Oleh karena itu, dengan jumlah tersebut mereka dapat langsung
ditaklukkan pasukan Amerika Serikat. Angkatan Laut Jepang berikutnya
berusaha merebut kembali pulau ini tetapi gagal.
Ketika Jepang meniggalkan Morotai.
Jenderal MacArthur melihat hal tersebut sebagai kesempatan emas untuk
mengambil alihnya karena lokasinya yang strategis untuk merebut kembali
Philipina dari Jepang. Sekira lebih dari 50 ribu tentara sekutu
ditempatkan di Morotai dan MacArthur membangun beberapa landasan pesawat
dan rumah sakit besar dengan 1.900 tempat tidur di dalamnya.
Selama Perang Dunia II berlangsung,
pasukan Sekutu terus menempati Morotai hingga akhirnya Jepang menyerah
tahun 1945 dan Pasukan Sekutu meniggalkan pulau tersebut. Sebelum
meninggalkannya pasukan Sekutu membakar semua bangunan yang mereka
dirikan di Morotai.
Kini, Morotai menjadi saksi sejarah
Perang Dunia II dimana kegiatan militer yang kuat pernah beroperasi di
pulau tersebut dan peranannya dalam membebaskan Filipina dari
pendudukan Jepang hampir terlupakan.
Transportasi
Cara paling mudah untuk mencapai Morotai adalah menggunakan penerbangan dari Ternate ke Galela kemudian langsung melanjutkan ke Morotai selama 30 menit dengan harga tiket Rp250.000,- dan terbang seminggu sekali.
Anda dapat juga memilih jalur lain
menggunakan kapal dengan jarak tempuh sekitar 12 jam yang berangkat
sebanyak dua kali seminggu dengan tarif sekira Rp50.000,-. Alternatif
lain adalah melalui jalur darat dari Ternate ke Tobelo sekitar 4 jam
dengan tarif sebesar Rp75.000,-.
Kegiatan
Karena
Pulau Morotai pernah menjadi pangkalan militer pada Perang Dunia II
maka tidak heran jika di sekitar pulau ini terdapat banyak peninggalan
perang berupa gua persembunyian, landasan pesawat, dan juga kendaraan
lapis baja yang masih utuh. Semua itu menjadi saksi bisu betapa hebatnya
perang tersebut.
Berkelilinglah di hamparan pasir
putihnya sembari menantikan panorama Matahari terbit dan tenggelam. Itu
akan menjadi momen yang amat berkesan nantinya.
Sebuah bangunan yang diberi nama Museum
Morotai berisi koleksi peninggalan Perang Dunia II. Koleksi museum ini
merupakan hasil penemuan penduduk Morotai dan dibangun untuk mengenang
Perang Dunia II.
Di pulau ini dapat juga Anda temukan
bangkai pesawat Jepang yang bernama Bristol Beuford yang tenggelam di
kedalaman 40 meter di selatan Morotai. Bangkai pesawat tersebut menjadi
salah satu daya tarik wisata bahari di Morotai. Setidaknya ada 25 titik
penyelaman di kawasan ini yang menyuguhkan keindahan tiada tara di
antaranya ada Tanjung Wayabula, Dodola Point, Batu Layar Point, Tanjung
Sabatai Point, dan Saminyamau.
Di sekitar Pulau Morotai juga banyak terdapat pulau kecil nan indah, salah satunya adalah Pulau Dodola.
Patung Jenderal Douglas MacArthur
berdiri megah di Pulau Sum Sum dekat Daruba. Patung ini akan menjadi
pengingat bahwa Morotai pernah menjadi pangkalan militer Sekutu. Di
sinilah Jenderal MacArthur menghembuskan nafas terakhirnya.
Kuliner
Ada
banyak kuliner yang bisa Anda temui di Morotai. Kuliner yang sering
diburu wisatawan adalah lobster segar. Apabila Anda tidak menyukai
lobster, jangan kawatir karena masih ada banyak pilihan hidangan laut
yang bisa Anda pilih untuk mengisi perut.
Akomodasi
Tidak
banyak terdapat hotel dan penginapan di sekitar Morotai namun jika Anda
ingin bermalam ada beberapa hotel dan cottage yang bisa mengakomodasi.
Salah satu hotel yang paling sering dikunjungi wisatawan adalah Pacific
Inn dengan harga Rp250.000,- per malamnya.
Tips
Transportasi
paling efisien untuk menuju ke Pulau Morotai adalah dengan penerbangan
perintis dari Ternate ke Galela, lalu melanjutkan ke Morotai.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Maluku UtaraJln. Kamboja No. 14A, Ternate, Maluku Utara
Telp. (0921) 327396
Fax. (0921) 327396
Telp. (0921) 327396
Fax. (0921) 327396
Informasi Lainnya
Waktu Kunjung Terbaik: Setiap Waktu
Pemandu: Tersedia
Waktu Operasional: Setiap Hari
Tidak ada komentar: